Shout VS Yell VS Scream

Pasti sering sekali kita menemukan kata shout, yell dan scream dalam bahasa Inggris. Ketiganya memang mempunyai makna sama yaitu sama-sama mengisyaratkan suara keras. Akan tetapi, ketiga kosakata tersebut memiliki perbedaan.

Perbedaan pokok diantara ketiga kosakata tersebut terdapat pada intensitas teriakan dan emosi dibalik kata-kata tersebut. Nah, Jika kata-kata tersebut kita urutkan dari segi intensitas dan emosinya maka dimulai dari shout, yell, dan kemudian scream.

Source: Pexels.com

Shout

Cambridge Advanced Leaner’s Dictionary menjelaskan bahwa shout digunakan ketika “to speak with a very loud voice, often as loud as possible, usually when you want to make yourself heard in noisy situations, or when the person you are talking to is a long way away or cannot hear very well”.

Dari penjelasan diatas bisa simpulkan bahwa shout digunakan ketika ingin berbicara dengan suara yang sangat keras, biasanya bila ingin membuat diri didengar dalam situasi yang bising, atau saat orang yang diajak bicara jauh atau tidak dapat mendengar dengan baik.

For example:

  • “I will see you tomorrow”, shouted Eleni above the noise of the helicopter (“sampai jumpa besok”, teriak Eleni di atas kebisingan helikopter).
  • He shouted from the bottom of the garden that he’d be finished in about half an hour (dia berteriak dari bawah kebun bahwa dia akan selesai dalam waktu sekitar setengah jam).

Yell

Cambridge Advanced Leaner’s Dictionary menjelaskan bahwa yell digunakan ketika “to shout something or make a loud noise, usually when you are angry, in pain or excited”.

Dari penjelasan diatas bisa simpulkan bahwa yell hampir sama dengan shout. Akan tetapi, yell ini berbeda dengan shout karena shout hanya berteriak dengan suara keras supaya didengar oleh orang lain dan di dalam shout ini emosinya masih mudah dikendali sedangkan yell ini tidak bisa digunakan tanpa emosi.

For example:

  • Our neighbours were yelling (obscenities) at each other this morning (tetangga kita saling berteriak (caci maki) pagi ini).
  • We crept up behind her and yelled “Boo!” (kami ngesot di belakangnya dan berteriak “Boo!”).

Scream

Cambridge Advanced Leaner’s Dictionary menjelaskan bahwa scream digunakan ketika “to cry or say something loudly and usually on a high note, especially because of strong emotions such as fear, excitement or anger”.

Dari penjelasan diatas dapat simpulkan bahwa scream digunakan ketika menangis atau mengatakan sesuatu dengan nada yang sangat tinggi dan berteriak jauh lebih keras dibandingkan dengan dua kata sebelumnya. Seperti rasa takut, gembira atau marah.

Contoh:

  • A spider landed on her pillow and she screamed (seekor laba-laba jatuh diatas bantalnya dan dia berteriak).
  • They screamed with laughter at her jokes (mereka berteriak dengan tawa karena leluconnya).

Oke, sekian dulu pembahasan kita pada kesempatan kali ini ya. Semoga artikel diatas bermanfaat untuk semua dan nantikan artikel-artikel bermanfaat lainnya dari Homie English ya…

Download Materi:


Shout Vs yell (1 download)

Sources:

https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/shout

https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/yell

https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/scream

The post Shout VS Yell VS Scream appeared first on Homie English.