Wazan Fiil Tsulatsi Mujarrad | 6 Bab | Belajar Sharaf Untuk Pemula

Sobat telah belajar alat menimbang, dan mengetahui tentang fi’il dilihat dari sisi kaidah ilmu sharaf.  

Pada pelajaran fi’il jika dilihat dari segi ilmu sharaf di poin kedua, yaitu fi’il dilihat dari penyusunnya, sobat telah mengetahui bahwa dari segi ini, fi’il terbagi menjadi dua yaitu fi’il mujarrad dan fi’il mazid.

6 bentuk wazan fiil tsulatsi mujarrad

Sekarang sobat akan mengenal lebih dalam lagi tentang fi’il mujarrad, terutama fi’il tsulatsi mujarrad.

fiil tsulatsi mujarrad tersusun dari 3 huruf asli

Kita akan mengenal 6 bab wazan pada fi’il ini, contoh fi’ilnya, serta contoh kalimatnya.

Setelah mempelajari tsulatsi mujarrad, kita akan belajar wazan ruba’i mujarrad, kemudian fi’il mazid sampai habis yang nanti totalnya ada 22 bab. 

Lalu, saya akan mengenalkan wazan pada isim. 

Dan terakhir, kita akan kupas tentang tashrif istilahi dan tashrif lughawi.

Sekali lagi, pada pelajaran ini, kita hanya mengenal wazan, contoh fi’ilnya beserta contoh kalimatnya. Adapun untuk tashrifnya menyusul segera setelah kita mengenal semua wazan.

Wazan fi’il tsulatsi mujarrad

Wazan pada fi’il tsulatsi mujarrad ada enam bab.

6 bab wazan fiil tsulatsi mujarrad

Isi dari enam bab tersebut diurutkan dari bab yang mempunyai fi’il terbanyak dalam bahasa Arab sampai fi’il yang paling sedikit jumlahnya.

Mari kita mulai dari bab pertama.

Bab 1 : فَعَلَ – يَفْعُلُ  

bab 1 fi'il mujarrad tsulatsi

Contoh fi’il dari bab satu ini adalah sebagai berikut:

Fi’il shahih

كَتَبَ – يَكْتُبُ = menulis

نَصَرَ – يَنْصُرُ = menolong

قَعَدَ – يَقْعُدُ = duduk

خَرَجَ – يَخْرُجُ = keluar

Fi’il mudha’af

baca kembali penjelasan apa itu fi’il mudha’af di sini. 

مَدَّ – يَمُدُّ = memanjang

مَرَّ – يَمُرُّ = melewati

Fi’il ajwaf  waw

Pelajari kembali fi’il ajwaf di sini. 

قَالَ – يَقُوْلُ = berkata

جَازَ – يَجُوْزُ = boleh

Fi’il naqish waw

Baca kembali tentang fi’il naqish di sini  dan di sini.

دَعَا – يَدْعُوْ = menyeru

غَزَا – يَغْزُوْ = menyerbu

Makna bab 1

Bab فَعَلَ – يَفْعُلُ dari segi makna terbagi dua,  yaitu fi’il muta’addi (memerlukan objek) dan fi’il lazim (tidak memerlukan objek).

Contoh yang muta’addi

نَصَرَ أَحْمَدُ زَيْدًا

Artinya : Ahmad telah menolong Zaid.

Pada kalimat ini, zaid adalah objeknya.

Contoh yang lazim

خَرَجَ أَحْمَدُ 

Artinya : Ahmad telah keluar.

Pada kalimat ini tidak ada objeknya.

Bab 2 : فَعَلَ – يَفْعِلُ 

wazan bab 2 fi'il mujarrad tsulatsi

Contoh fi’il dari bab dua ini adalah sebagai berikut: 

Fi’il shahih 

ضَرَبَ – يَضْرِبُ = memukul

حَمَلَ – يَحْمِلُ = membawa

جَلَسَ – يَجْلِسُ = duduk

Fi’il mudha’af

حَلَّ – يَحِلُّ = menguraikan; menyelesaikan

فَرَّ – يَفِرُّ = lari

Fi’il mitsal waw

pelajari lagi tentang mitsal waw di sini.

وَعَدَ – يَعِدُ = berjanji

وَصَلَ – يَصِلُ = sampai

Fi’il ajwaf ya

سَارَ – يَسِيْرُ = berjalan

جَاءَ – يَجِيءُ = datang

بَاعَ  – يَبِيْعُ  = menjual

Fi’il naqish ya

سَرَى – يَسْرِي = beredar; mengalir

أَتَى – يَأْتِي = datang

Fi’il lafif mafruq

Lihat pengertian lafif mafruq di sini dan di sini 

وَقَى – يَقِي = menjaga; melindungi

وَفَى – يَفِي = memenuhi

Fi’il lafif maqrun

شَوَى – يَشْوِي = memanggang

رَوَى – يَرْوِي = meriwayatkan

===Catatan tambahan===

بَاعَ  aslinya بَيَعَ 

Jika mengikuti wazan فَعَلَ – يَفْعِلُ , maka aslinya adalah بَيَعَ – يَبْيِعُ  

Kaidah 1 : Jika ada huruf ya (ي) atau waw (و) berharakat, dan huruf sebelumnya berharakat fat-hah, maka huruf ya atau waw tersebut berubah menjadi huruf alif. 

Sehingga بَيَعَ menjadi بَاعَ.

Kaidah 2 : Jika ada huruf shahih yang sukun, huruf setelahnya adalah huruf illat yang berharakat, maka wajib ditukar letak harakatnya. Adapun letak huruf tidak pindah alias tetap.

Sehingga يَبْيِعُ  menjadi يَبِيْعُ  

Kaidah 3 : perpindahan harakat karena penerapan kaidah dua di atas, tidak berpengaruh pada wazan, sedangkan perpindahan huruf, pengurangan huruf, dan seterusnya, maka wazan juga berubah mengikuti perubahan huruf tersebut.

Sehingga يَبِيْعُ  wazannya tetap يَفْعِلُ 

Kaidah 4 : Jika huruf illat waw dan ya tidak berharakat alias sukun, maka huruf tersebut tetap alias tidak berubah menjadi alif.

Contoh : 

بَيْعٌ tetap, karena huruf ya tidak berharakat alias sukun.

Sekarang, kita kupas fi’il  أَتَى –  يَأْتِي 

Asal kata أَتَى adalah أَتَيَ 

Berdasarkan kaidah di atas, maka huruf ya diubah menjadi alif, karena letaknya di ujung (di akhir), maka huruf ya berubah menjadi alif bengkok (ى).

Sehingga أَتَيَ  menjadi أَتَى .

Adapun fi’il mudhari asalnya adalah يَأْتِيُ , huruf ya berharakat dhammah, huruf sebelumnya berharakat kasrah, jadi huruf ya disukunkan.

Sehingga يَأْتِيُ  menjadi يَأْتِي 

Ingat kaidah keempat, perubahan harakat tidak membuat wazan berubah, jadi fi’il ini masuk di wazan يَفْعِلُ 

Terakhir, kita bahas fi’il وَعَدَ – يَعِدُ

Asalnya adalah وَعَدَ – يَوْعِدُ

Kita fokus ke fi’il mudharinya yaitu يَوْعِدُ

Huruf waw (و) itu berteman dengan harakat dhammah. 

Perhatikan huruf waw pada kata يَوْعِدُ, ia diapit oleh dua huruf yang berharakat fat-hah dan kasrah, oleh karena itu huruf waw dihilangkan karena tidak ada temannya. 

Sehingga يَوْعِدُ menjadi يَعِدُ 

Jadi, untuk bab 2 yaitu  فَعَلَ – يَفْعِلُ , khusus untuk fi’il mitsal waw, meskipun ia termasuk pada bab dua, namun ada penghilangan fa fi’ilnya (يَعِلُ).

Contoh lainnya   فَعَلَ – يَعِلُ  – عِلْ (fi’il madhi – fi’il mudhari – fi’il amr) adalah fi’il berikut:

a. وَعَدَ – يَعِدُ – عِدْ

b. وَصَلَ – يَصِلُ – صِلْ

c. وَزَنَ – يَزِنُ – زِنْ

d. وَجَبَ – يَجِبُ – جِبْ

e. وَجَدَ – يَجِدُ – جِدْ

dan seterusnya.

Saya hanya menuliskan contoh fi’il madhi, mudhari, dan amr-nya di sini. 

In syaa Allah, sobat nanti akan pelajari bagaimana mengubah fi’il madhi ke fi’il mudhari dan ke fi’il amr pada pelajaran tashrif istilahi. 

===Akhir catatan tambahan===

Makna bab 2

Makna bab 2 ada dua yaitu muta’addi dan laazim.

Contoh yang muta’addi 

ضَرَبَ أَحْمَدُ زَيْدًا 

artinya : Ahmad memukul zaid

zaid adalah objek

Contoh yang lazim

جَلَسَ أَحْمَدُ 

artinya : Ahmad duduk.

Bab 3 : فَعَلَ – يَفْعَلُ

bab 3 fiil tsulatsi mujarrad

Contoh fi’il dari bab tiga ini adalah sebagai berikut: 

Fi’il shahih

فَتَحَ – يَفْتَحُ = membuka

ذَهَبَ – يَذْهَبُ = pergi

Fi’il mahmuz lam

قَرَأَ – يَقْرَأُ = membaca

بَدَأَ – يَبْدَأُ = memulai

Fi’il mitsal waw

وَضَعَ – يَضَعُ = meletakkan

وَدَعَ – يَدَعُ = meninggalkan

Fi’il mitsal ya

يَفَعَ – يَيْفَعُ = baligh; mendaki

يَنَعَ – يَيْنَعُ = matang

Fi’il naqish ya

سَعَى – يَسْعَى = berusaha

نَهَى – يَنْهَى = melarang

Ciri khusus fi’il yang tergolong pada bab 3

ain (ع) atau lam (ل) fi’ilnya adalah salah satu dari huruf tenggorokan, yaitu : ain (ع), ghain (غ), ha (ح), kha (خ), hamzah (أ), ha (ه).

Makna bab 3

Bab tiga dari sisi makna terbagi dua yaitu: muta’addi dan lazim.

Contoh yang muta’addi 

فَتَحَ أَحْمَدُ البَابَ

artinya Ahmad membuka pintu.

Contoh yang lazim

ذَهَبَ أَحْمَدُ 

artinya: Yusuf  telah pergi

Bab 4 : فَعِلَ – يَفْعَلُ

wazan fi'il mujarrad tsulatsi bab 4

Contoh fi’il dari bab empat ini adalah sebagai berikut: 

Fi’il shahih

عَلِمَ – يَعْلَمُ = mengetahui

عَمِلَ – يَعْمَلُ = berbuat; melakukan

Fi’il mitsal waw

وَجِلَ – يَوْجَلُ = takut

وَسِنَ – يَوْسَنُ = mengantuk

Fi’il mitsal ya

يَبِسَ – يَيْبَسُ = mengeringkan 

يَئِسَ – يَيْئَسُ = putus asa

Fi’il ajwaf waw

خَافَ – يَخَافُ = takut

نَامَ – يَنَامُ = tidur

Fi’il naqish

خَشِيَ – يَخْشَى = takut

 نَسِيَ – يَنْسَى = lupa

Fi’il lafif maqrun

قَوِيَ – يَقْوَى = kuat

دَوِيَ – يَدْوَى = sakit

Bab ini secara makna terbagi menjadi dua yaitu: muta’addi dan lazim.

Contoh yang muta’addi 

شَرِبَ أَحْمَدُ الشَّايَ

artinya : Ahmad minum teh.

Contoh yang lazim 

عَوِرَ الكَلْبُ 

artinya : Anjing itu buta sebelah.

Ciri khusus bab 4 فَعِلَ – يَفْعَلُ

Bab 4, jika ia bermakna lazim, maka ia khusus pada kata- kata yang menunjukkan atas:

1. kebahagiaan atau kesedihan

فَرِحَ – يَفْرَحُ = gembira

حَزِنَ – يَحْزَنُ = sedih

طَرِبَ – يَطْرَبُ = senang

2. keridhaan

قَبِلَ – يَقْبَلُ = menerima

رَضِيَ – يَرْضَى = ridha

===catatan===

يَرْضَى aslinya يَرْضَيُ  , ingat kaidah yang telah saya tulis di atas, ya (ي) berharakat didahului huruf yang berharakat fat-hah, maka harakat huruf ya menjadi alif, karena ia terletak di akhir maka menjadi alif bengkok.

===akhir catatan===

3. penuh atau kosong

فَرِغَ – يَفْرَغُ = kosong

شَبِعَ – يَشْبَعُ = kenyang

عَطِشَ – يَعْطَشُ = haus

4. cacat

عَوِرَ – يَعْوَرُ = buta sebelah

عَرِجَ – يَعْرَجُ = pincang

عَمِيَ – يَعْمَى = buta 

5. warna

سَوِدَ – يَسْوَدُ = hitam

حَمِرَ – يَحْمَرُ = merah

خَضِرَ – يَخْضَرُ = hijau

Bab 5 : فَعُلَ – يَفْعُلُ

Bab ini maknanya adaah makna khusus yaitu sifat akhlak yang selalu bersama seseorang.

Makna bab lima ini selalu lazim.

bab lima fiil mujarrad tsulatsi

Contoh fi’il bab lima 

Fi’il shahih

حَسُنَ – يَحْسُنُ = baik

شَرُفَ – يَشْرُفُ = terhormat

Fi’il mitsal waw

وَقُحَ – يَوْقُحُ = tidak malu

Fi’il mitsal ya

يَمُنَ – يَيْمُنُ = beruntung; berkah

Fi’il ajwaf

طَالَ – يَطُوْلُ = panjang

Contoh kalimat

حَسُنَ العَمَلُ

Artinya : Perbuatannya baik.

كَرُمَ أَحْمَدُ

Artinya : Ahmad bersifat mulia.

===catatan===

ضَرَبَ  = memukul

Jika memukul ini sudah menjadi kebiasaan atau sudah jadi sifat seseorang, yaitu suka memukul, maka kita dapat mengubah fi’il menjadi wazan فَعُلَ  sehingga menjadi : ضَرُبَ

Satu contoh lagi,

أَكَلَ  = makan

Jika seseorang kebiasaan makan alias sudah jadi sifat, yaitu tukang makan, maka fi’ilnya menjadi : أَكُلَ

===akhir catatan===

Bab 6 : فَعِلَ – يَفْعِلُ

Jumlah fi’il pada bab ini adalah lima belas fi’il. 

Dua kata pada fi’l shahih dan sisanya yaitu fi’il mu’tal.

wazan bab 6 fiil tsulatsi mujarrad

Contoh pada fi’il shahih ada dua kata yaitu:

حَسِبَ – يَحْسِبُ = menghitung; mengira

نَعِمَ – يَنْعِمُ = menikmati; lembut

Contoh pada fi’il mu’tal ada tiga belas kata, yaitu:

وَرِثَ

وَلِيَ

وَرِمَ

وَرِعَ

وَمِقَ

وَفِقَ

وَثِقَ

وَرِيَ

وَجِدَ

وَرِكَ

وَعِقَ

وَقِهَ

وَكِمَ


Makna bab 6

Bab ini dari segi makna terbagi dua yaitu : muta’addi dan lazim

Contoh kalimat

حَسِبَ أَحْمَدُ زَيْدًا فَقِيْرًا 

artinya : ahmad mengira zaid itu miskin

وَثِقَ أَحْمَدُ بِزَيْدٍ

artinya = ahmad percaya kepada zaid

Demikian wazan fi’il tsulatsi mujarrad, kita akan teruskan wazan fi’il lainnya pada pelajaran mendatang.