Panjang Banget! Ini Tahapan menjadi Dokter Spesialis

Spesialisasi kedokteran itu ada bermacam-macam, Sobat Pintar. Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Airlangga (Unair), misalnya, terdiri dari 25 program studi spesialis. Bisa sampai bingung ga tuh memilihnya.

Baca juga: Mau Jadi Dokter? Pinter Aja Enggak Cukup!

Namun jangankan memilih program spesialisasi kedokteran, memilih jurusan kuliah sekarang saja sudah cukup memusingkan. Lantas kenapa pula kamu perlu tau soal macam-macam dokter spesialis segala? Salah satu sebabnya, Sobat Pintar, jumlah dokter umum di Indonesia pada 2021 saja mecapai angka 200.000an. Sementara jumlah dokter spesialisnya, pada saat yang sama, masih di angka 45.000an. Angka-angka tersebut tentu masih akan terus berubah, tetapi kamu sudah punya gambaran perbedaan antara jumlah dokter umum dan dokter spesialis, kan?

Lagipula, sudah tahukah kamu macam-macam dokter spesialis itu apa saja? Terus, buat kalian yang mau kuliah Kedokteran dan punya mimpi melanjutkan pendidikan sampai PPDS, apa saja tahapan untuk menjadi dokter spesialis yang bakal kalian jalani nanti?

1. Kuliah Kedokteran


Photo by Yaroslav Shuraev on Pexels

Bagaimana cara menjadi dokter spesialis? Pertama-tama, kamu harus kuliah Kedokteran terlebih dahulu, Sobat Pintar. Program Sarjana untuk calon dokter ini disebut Pendidikan Dokter atau Kedokteran. Sama seperti Program Sarjana pada umumnya, perkuliahan untuk para calon dokter ini juga dirancang untuk diselesaikan dalam waktu delapan semester. Setelah lulus kuliah, gelar alumninya adalah Sarjana Kedokteran (S.Ked).

2. Pendidikan Profesi

tahapan menjadi dokter spesialis
Photo by SHVETS production on Pexels

Untuk memperoleh gelar dokter (dr.), kamu harus melanjutkan pendidikan ke Program Pendidikan Profesi Dokter selama sekitar dua tahun. Program profesi ini lebih dikenal dengan sebutan koas (co-ass, singkatan dari co-assistant), dan harus diikuti karena merupakan syarat menjadi dokter umum.

3. Internship

s2 kedokteran berapa tahun
Photo by Tima Miroshnichenko on Pexels

Setelah menyandang gelar dr. di depan namamu, kamu masih harus mengikuti program internship selama satu tahun. Salah satu syarat menjadi dokter praktik adalah kamu harus menyelesaikan internship ini hingga memperoleh Surat Tanda Registrasi (STR) dari Konsil Kedokteran Indonesia.

4. Dokter Praktik

tahap menjadi dokter spesialis
Photo by Zakir Rushanly on Pexels

STR memuat nomor paten dan berlaku seumur hidup. Berbekal STR, kamu bisa mengurus Surat Izin Praktik (SIP) sesuai dengan jumlah lokasi tempatmu bekerja sebagai dokter umum. Tak ada ketentuan yang mengikat berapa lama menjadi dokter umum sebelum melanjutkan pendidikan. Namun dari tahap ini kamu punya pilihan, melanjutkan kuliah ke Program Magister atau Program Pendidikan Dokter Spesialis. Asal kamu tau, Sobat, gelar S2 Kedokteran dan gelar dokter spesialis itu berbeda.

5. Program Magister

Berapa lama menjadi dokter spesialis
Photo by Trnava University on Unsplash

Program Magister Kedokteran sama seperti Program Magister pada jurusan-jurusan lain. Bagaimana dengan kuliahnya? S2 Kedokteran berapa tahun? Sama juga seperti Program S2 jurusan-jurusan lain, S2 Kedokteran dirancang untuk dapat diselesaikan dalam empat semester.

Beberapa pilihan jurusan S2 Kedokteran antara lain Ilmu Kedokteran Dasar, Ilmu Kedokteran Klinik, Ilmu Kedokteran Tropis, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ilmu Pendidikan Kedokteran, Ilmu Kesehatan Reproduksi, Ilmu Kesehatan Olah Raga, dan lain-lain. Setelah lulus, gelar S2 Kedokteran yang diperoleh adalah Magister Pendidikan Kedokteran (M.Pd.Ked).

6. Program Spesialis

Bagaimana cara menjadi dokter spesialis
Photo by Karolina Grabowska on Pexels

Nah, akhirnya kita tiba pada pembahasan mengenai Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Inilah program pendidikan yang harus kamu ambil bila ingin mendapatkan gelar dokter spesialis.

Tunggu dulu, apakah dokter spesialis itu S2? Program S2 atau Magister tidak sama dengan Program Spesialis, Sobat Pintar. Program S2 atau Magister yang telah disebutkan di atas merupakan program pendidikan akademik, sedangkan PPDS merupakan program pendidikan untuk menyiapkan dokter umum menjadi dokter spesialis di bidang tertentu. Meskipun berbeda, tidak ada larangan untuk mengikuti Program Magister dan Program Spesialis pada waktu bersamaan.

Terus, bagaimana cara menjadi dokter spesialis? Pertama-tama, kamu harus mendaftar ke Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan mengikuti PPDS yang dipilih. PPDS biasanya berlangsung selama 4-6 tahun, tergantung pada jenis spesialisasi yang dipilih. Beberapa Program Spesialis antara lain Andrologi, Bedah Toraks Kardiovaskular, Ilmu Bedah, Ilmu Bedah Anak, Ilmu Bedah Saraf, Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Kesehatan Mata, Ilmu Penyakit Dalam, Mikrobiologi Klinik, Neurologi, Patologi Anatomik, Patologi Klinik, Psikiatri, Radiologi, Urologi, dan lain-lain.

Mengenai masa pendidikannya, berapa lama menjadi dokter spesialis? PPDS biasanya berlangsung selama empat sampai enam tahun, tergantung pada jenis spesialisasi yang dipilih. Setelah menyelesaikan PPDS, dokter spesialis harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh IDI untuk memperoleh sertifikat spesialis dan diakui sebagai dokter spesialis oleh pemerintah.

Resmi berstatus sebagai dokter spesialis, berarti ada tambahan gelar dokter spesialis setelah dr. dan S.Ked. Terus bagaimana penulisan gelar dokter spesialis? Berikut beberapa contoh penulisan gelar dokter spesialis.

Prodi Gelar
Akupunktur Medik Sp. Ak.
Andrologi Sp. And.
Bedah Sp. B
Bedah Saraf Sp. BS
Farmakologi Klinik Sp. FK
Gizi Klinik Sp. GK
Kedokteran Okupasi Sp. Ok.
Kedokteran Olahraga Sp. KO
Kedokteran Penerbangan Sp. KP
Ilmu Kesehatan Anak Sp. A
Mikrobiologi Klinik Sp. MK
Neurologi Sp. N
Onkologi Radiasi Sp. Onk. Rad
Ilmu Kesehatan Mata Sp. M
Parasitologi Klinik Sp. Par. K
Patologi Anatomik Sp. PA
Patologi Klinik Sp. PK
Penyakit Dalam Sp. PD
Kedokteran Jiwa Sp. KJ
Radiologi Klinik Sp. Rad.
Urologi Sp. U
Kedokteran Kelautan Sp. KL

Panjang banget tahapan menjadi dokter spesialis ya, Sobat Pintar. Setelah bersusah payah begitu, emangnya berapa gaji seorang dokter spesialis? Secara umum, gaji dokter spesialis di Indonesia berkisar antara Rp15 juta hingga Rp30 juta per bulan. Ada berbagai faktor yang menentukan besaran gaji dokter spesialis, seperti jenis spesialisasi yang dimiliki, lama pengalaman kerja, tempat kerja, dan lain-lain. Misalnya, dokter spesialis bedah di rumah sakit swasta cenderung memiliki gaji yang lebih tinggi dibandingkan dokter spesialis penyakit dalam di rumah sakit pemerintah, dan seterusnya.

7. Program Subspesialis

Apakah dokter spesialis itu S2
Photo by MART PRODUCTION on Pexels

Ingin melanjutkan ke tahap menjadi dokter spesialis yang lebih spesialis lagi, Sobat Pintar? Ada Program Subspesialis, nih. Program Subspesialis adalah program pendidikan tambahan agar dokter spesialis memiliki kemampuan yang lebih terfokus dalam bidang tertentu dari spesialisasinya. Program subspesialis biasanya berlangsung selama dua hingga tiga tahun, tergantung pada bidang subspesialisasi yang dipilih. Setelah menyelesaikan program subspesialis, dokter spesialis harus lulus ujian dari IDI lagi.

Contoh bidang subspesialisasi antara lain anestesiologi subspesialis anak, bedah subspesialis bedah ortopedi, bedah subspesialis bedah plastik, bedah subspesialis bedah saraf, bedah subspesialis bedah toraks, bedah subspesialis bedah vaskular, dan lain-lain. Mau tau gelar dokter spesialis yang telah lulus Program Subspesialis? Ini dia, sebagian gelar dokter subspesialis yang ada saat ini.

Subspesialis Gelar
Akupunktur Medik Geriatri (K) Sp. Ak., Subsp. Ak-G (K)
Anestesi Regional Sp. An-TI, Subsp. AR (K)
Bedah Digestive Sp.B, Subsp. BD (K)
Kraniomaksilofasial Sp. BPRE, Subsp. KF (K)
Bedah Jantung Dewasa Sp. BTKV, Subsp. JD (K)
Dermato Alergo-Imunologi Sp. DVE, Subsp. DAI
Konsultan Patologi Forensik Sp. FM, Subsp. PF (K)
Kesehatan Anak Alergi Imunologi Sp. A, Subsp. Al
THT Komunitas Sp. THTBKL, Subsp. Kom. (K)
Mikrobiologi Klinik Bakteriologi Sp. MK, Subsp. Bakt. (K)
Neurodegeneratif Sp. N, Subsp. NGD (K)
Kedokteran Fetomaternal Sp. OG, Subsp. KFM
Parasitologi Klinik Mikosis Sp. Par. K, Subsp. Miko. (K)
Patalogi Anatomik Muskuloskeletal Sp. PA, Subsp. MS (K)
Hematologi Klinik Imunologi Klinik Sp. PK, Subsp. HK (K)
Alergi Imunologi Klinik Sp. PD, Subsp. AI
Neuroradiologi Kepala Leher (K) Sp. Rad., Subsp. NKL (K)
Urologi Andrologi Sp. U, Subsp. And.

Tambahan (K) pada daftar subspesialisasi di atas adalah Konsultan. Gelar dokter spesialis dengan tambahan (K) memiliki tanggung jawab untuk memberikan layanan konsultasi kesehatan kepada pasien yang membutuhkan perawatan spesialis dalam bidangnya. Dokter konsultan juga dapat memberikan layanan konsultasi kepada dokter lain yang tidak memiliki latar belakang spesialisasi yang sama maupun kepada perusahaan kesehatan atau organisasi lainnya.

Baca juga: Ingin Kuliah Kedokteran? Ketahui tentang Ilmu dan Profesinya

Oke, sekarang kamu sudah tahu macam-macam dokter spesialis serta tahapan untuk menjadi dokter spesialis sampai subspesialis. Nah, jadi makin semangat masuk kuliah Kedokteran atau kamu malah jiper, Sobat Pintar?