Jurusan Akuntansi: Kenapa Sejuta Calon Mahasiswa Memilihnya?

Jurusan Akuntansi adalah salah satu jurusan yang sangat populer di rumpun Soshum. Bahkan nggak cuma anak IPS yang ingin kuliah Akuntansi, tapi anak IPA juga banyak yang tertarik dan ingin kuliah di Jurusan Ekonomi Akuntansi. Jadi, kenapa Jurusan Akuntansi diminati oleh banyak orang hingga lintas generasi?

Baca juga: 12 Konsentrasi Akuntansi – Mana Pilihanmu?

 

Apa Itu Jurusan Akuntansi?

program studi akuntansi

Photo by Kelly Sikkema on Unsplash

Jurusan atau Program Studi Akuntansi dikenal identik dengan angka. Bukan Matematika ya, Sobat Pintar. Angka-angka di hampir semua matkul Akuntansi terkait dengan penyusunan dan pencatatan laporan keuangan. Ilmu yang dipelajari selama kuliah Akuntansi dapat dipraktekkan di instansi pemerintahan, bisnis publik, bahkan untuk kepentingan nonprofit sekalipun.

Terus, kuliah Akuntansi berapa tahun? Tergantung program yang kamu pilih, Sobat. Jika kamu memilih kuliah di Program Sarjana atau Sarjana Terapan/D4, kuliah Akuntansi membutuhkan waktu selama empat tahun. Sedangkan untuk Program D3, kuliah Akuntansi dapat ditempuh selama tiga tahun.

 

Kita Semua Butuh Akuntansi

Photo by Kelly Sikkema on Unsplash

Belajar di Jurusan Akuntansi itu sejatinya kita belajar tentang bagaimana memelihara keuangan. Anak Akuntansi, entah dia kuliah D3, D4, atau S1, pasti akrab dengan pencatatan, penggolongan, hingga penyusunan laporan transaksi keuangan. Eitts perlu dicatat, uang ratusan milyar yang dihitung anak Akuntansi itu enggak real, ya!

Beda lagi dengan uang saku kita. Kalau itu sih real dan kita juga bisa membuat laporan keuangan untuk diri pribadi, loh. Makanya, ilmu yang dipelajari selama kuliah Akuntansi itu bakal banyak kepakeknya, Sobat Pintar.

 

Nggak Melulu Hitungan, Nggak Melulu Hafalan

Photo by nappy on Pexels

Kalau anak IPS memilih kuliah Akuntansi, itu wajar. Tapi kalau anak IPA, kenapa memilih Jurusan Akuntansi? Bukankah ini jurusan Soshum?

Sebenarnya wajar-wajar saja sih, kalau anak IPA kuliah di Jurusan Akuntansi. Pasalnya, ada banyak angka, hitungan, dan analisis yang harus dikerjakan selama kuliah Akuntansi, yang semua itu cukup familier buat anak IPA. Coba lihat beberapa matkul Akuntansi berikut ini:

– Matematika Bisnis

– Akuntansi Biaya

– Sistem Informasi Akuntansi

– Perpajakan

– Statistika Ekonomi dan Bisnis

– Analitik Bisnis

– Auditing, dan lain-lain.

Bukankah matkul Akuntansi di atas cukup “dekat” dengan ranah IPA? Lantas, bagaimana dengan mata kuliah yang lebih “berbau” IPS? 

– Ekonomi Mikro

– Ekonomi Makro

– Akuntansi Manajemen

– Sistem Pengendalian Manajemen

– Teori Akuntansi

– Komunikasi Bisnis

– Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Risiko, dan lain-lain.

Perlu dicatat, setiap Prodi Akuntansi punya kurikulumnya masing-masing. Apalagi, D3 Akuntansi dan S1 Akuntansi tentu menawarkan mata kuliah yang berbeda. Daftar matkul Akuntansi di atas hanya sebagai gambaran apa yang akan kamu pelajari bila nantinya kuliah Akuntansi. Nah, udah enggak bertanya-tanya lagi kalau masuk Jurusan Akuntansi belajar apa saja, kan?

 

Tak Ada Bisnis tanpa Akuntansi

Photo by Headway on Unsplash

Agar menjadi profesional yang andal, anak Akuntansi harus belajar tentang pelaporan keuangan, audit, peraturan pajak, penganggaran pajak, dan berbagai prinsip Akuntansi yang lain. Menjadi anak Akuntansi itu berarti kamu tak hanya belajar tentang penyusunan laporan keuangan dan pelaporan informasi keuangan perusahaan. Akan tetapi, kuliah Akuntansi juga membuatmu harus belajar tentang bagaimana menggunakan data keuangan tersebut untuk mengatur kinerja perusahaan.

Akuntansi punya peran yang sangat penting sebagai sarana perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangannya. Bahkan, Akuntansi kerap disebut sebagai bahasa bisnis.

 

Universitas Jurusan Akuntansi

Photo by Pixabay on Pexels

Sebagaimana telah disebutkan di atas, kuliah Akuntansi saat ini ditawarkan pada Program D3, D4, dan S1. Untuk Program S1, Prodi Akuntansi ada di Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya, Universitas Jember, dan kampus-kampus lain.

Untuk Program D4, Prodi Akuntansi ada di Politeknik Negeri Padang, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Makassar, Politeknik Negeri Bandung, dan lain sebagainya. Kalau kamu mau kuliah Akuntansi di Program D3, beberapa rekomendasi pilihan kampusnya antara lain Politeknik Harapan Bersama, Universitas Tidar, Universitas Sebelas Maret, Universitas Sriwijaya, dan lain-lain.

 

Tentang Sarjana Akuntansi

Photo by Vlada Karpovich on Pexels

Kata orang, Sarjana Akuntansi itu calon pasangan idaman, Sobat Pintar. Terlepas dari anggapan ini, sebenarnya ada berbagai kecakapan (bukan kecakepan, ya!) yang dimiliki oleh anak Akuntansi. Misalnya, anak Akuntansi itu terkenal pandai mengelola keuangan. Selain teliti menghitung, kemampuan analisisnya juga jempolan. Gara-gara kuliah Akuntansi, kamu bisa menawarkan 1001 rekomendasi keuangan yang dibutuhkan oleh Sobat karibmu.

Pastinya, setelah lulus kuliah Akuntansi kelak, kamu bakal memiliki kemampuan untuk mengevaluasi anggaran dan menginterpretasikan angka. Kamu juga bakalan jago mempresentasikan dan menilai laporan keuangan. Skills dan kemampuan seperti inilah yang dibutuhkan di dunia kerja, Sobat Pintar.

Wah, menarik nih, tetapi kuliah Akuntansi itu enggak buat semua orang, loh. Tak berarti kamu bukan calon idaman kalau tidak kuliah di Jurusan Akuntansi. Akan tetapi, kuliah di jurusan yang tepat, yang sesuai dengan kemampuan kita masing-masing, bukan sesuai dengan ekspektasi orang lain, itu penting banget, Sobat.


 

 

Prospek Kerja Akuntansi yang Menjanjikan

Photo by Karolina Grabowska on Pexels

Baca juga: 10 Universitas dengan Jurusan Akuntansi Akreditasi A

Karena kebutuhan akan akuntansi bersifat mutlak, prospek kerja anak Akuntansi pun terbuka luas. Auditor, akuntan, analis anggaran, pemeriksa pajak, analis keuangan, pemeriksa keuangan, hingga akuntan publik adalah beberapa profesi yang umumnya dijalani oleh alumni Jurusan Akuntansi. Eitts, jangan lupa. Ada juga loh, alumnus Jurusan Akuntansi yang menjadi Kepala Departemen Keuangan!