Fi’il Tsulatsi Mazid | Tambahan satu huruf | Bab 1 | أَفْعَلَ

Pada pelajaran terdahulu, kita telah mengetahui pembagian dua fi’il dilihat dari bangunan penyusunnya, yaitu fi’il mujarrad dan fi’il mazid. 

Kita juga telah mempelajari wazan fi’il tsulatsi mujarrad dan fi’il ruba’i mujarrad.

Sekarang kita lanjutkan pelajaran tentang fi’il mazid.

fi'il tsulatsi mazid wazan أَفْعَلَ

Pengertian fi’il mazid

Fi’il mazid (الفعل المزيد) adalah fi’il yang huruf penyusunnya terdiri dari huruf penyusun asli dan huruf tambahan.

Pembagian fi’il mazid

Fi’il mazid terbagi menjadi dua, yaitu fi’il mazid tsulatsi dan fi’il mazid ruba’i.

Fi’il mazid tsulatsi dan pembagiannya

Fi’il mazid tsulatsi adalah fi’il yang huruf penyusun aslinya adalah tiga huruf, dan ditambah dengan huruf tambahan.

pembagian fi'il tsulatsi mazid

Pembagian fi’il mazid tsulatsi

Berdasarkan jumlah huruf tambahannya, fi’il mazid tsulatsi terbagi menjadi tiga, yaitu :

a. fi’il yang huruf tambahannya berjumlah satu huruf.

b. fi’il yang huruf tambahannya berjumlah dua huruf.

c. fi’il yang huruf tambahannya berjumlah tiga huruf.

Fi’il mazid ruba’i dan pembagiannya

Fi’il mazid ruba’i adalah fi’il yang huruf penyusun aslinya adalah empat huruf, dan ditambah dengan huruf tambahan.

Pembagian fi’il mazid ruba’i

Berdasarkan jumlah huruf tambahannya, fi’il mazid ruba’i terbagi menjadi dua, yaitu :

a. fi’il yang huruf tambahannya berjumlah satu huruf.

b. fi’il yang huruf tambahannya berjumlah dua huruf.

Sekarang kita mengupas fi’il tsulatsi mazid yang huruf tambahannya berjumlah satu huruf.

Fi’il tsulatsi mazid yang huruf tambahannya berjumlah satu

Pada kelompok ini, maka fi’il terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Wazan أَفْعَلَ , contoh fi’il : أَحْسَنَ

2. Wazan فَاعَلَ , contoh fi’il : وَاعَدَ

3. Wazan فَعَّلَ , contoh fi’il : عَلَّمَ 

3 bab dari wazan fi'il tsulatsi mazid 1 huruf tambahan

Pada hari ini, kita fokus kepada bagian satu, yaitu wazan أَفْعَلَ (af’ala).

Bab 1 – أَفْعَلَ 

Fokus pelajaran kita pada bagian ini adalah :

1. wazan

Maksudnya adalah huruf apa yang ditambah dan dimana letak tambahan hurufnya apakah di depan, tengah, atau di belakang.

2. makna

Maksudnya adalah kita mengetahui makna sebuah fi’il jika ia ditambah dengan huruf tambahan.

Tambahan huruf pada bangunan aslinya menunjukkan tambahan atau modifikasi pada maknanya.

Saya ulangi, dalam mempelajari materi fi’il mazid ini, kita fokus membahas wazan dan maknanya.

Wazan أفْعَلَ 

أَفْعَلَ : bangunan huruf aslinya adalah huruf ف (fa), ع (‘ain), dan ل (lam).

Sedangkan huruf tambahannya adalah أ (hamzah).

Huruf tambahan tersebut terletak di awal kalimah (note: kalimah adalah kata dalam bahasa Indonesia).

Beberapa makna wazan أَفْعَلَ

1. Membuat fi’il lazim menjadi fi’il muta’addi

Contoh:

خَرَجَ artinya keluar. Ia adalah fi’il lazim alias fi’il yang tidak memerlukan objek.

خَرَجَ زَيْدٌ  artinya Zaid telah keluar.

Jika kita ingin mengubah fi’il ini menjadi fi’il muta’addi, maka kita tambahkan hamzah di awal kata, sehingga ia menjadi أَخْرَجَ 

أَخْرَجَ artinya mengeluarkan.

أَخْرَجَ زَيْدٌ كِتَابًا artinya Zaid mengeluarkan sebuah buku.

Dalam kalimat أَخْرَجَ زَيْدٌ كِتَابًا :

– أَخْرَجَ  = fi’il madi, tsulatsi mazid

– زَيْدٌ  = fa’il, marfu, tanda rafa’nya adalah dammah.

– كِتَابًا = maf’ul bih (objek), manshub, tanda nashabnya fat-hah.

Dengan penjelasan yang sama,  kita baca satu contoh lagi :

– lazim = فَرِحَ زَيْدٌ , artinya Zaid bahagia.

muta’addi = أَفْرَحَ زَيْدٌ أَحْمَدَ , artinya Zaid membahagiakan Ahmad

Kesimpulan

Tambahan hamzah di awal kata, menyebabkan maknanya menjadi me-kan (awalan me dan akhiran kan), seperti contoh di atas, yaitu keluar menjadi mengeluarkan, dan bahagia menjadi membahagiakan.

2. Bermakna masuk ke suatu waktu atau masuk ke suatu tempat

Contoh :

a. waktu subuh bahasa Arabnya =  صُبْحٌ

masuk ke waktu subuh = أَصْبَحَ

contoh kalimat:  أَصْبَحَ زَيْدٌ , artinya Zaid memasuki waktu subuh (zaid telah berada di waktu subuh)

b. waktu sore = مَسَاءٌ

memasuki waktu sore = أَمْسَى 

contoh kalimat: أَمْسَى زَيْدٌ ,  artinya Zaid memasuki waktu sore.

c. rumah = بَيْتٌ

memasuki rumah = أَبْيَتَ 

contoh kalimat: أَبْيَتَ زَيْدٌ , artinya Zaid masuk rumah.

3. Bermakna mendapati seseorang/sesuatu di atas satu sifat.

contoh :

– bersifat mulia = كَرُمَ 

kemuliaan = كَرَمٌ

mendapati seseorang bersifat mulia = أَكْرَمَ

contoh kalimat : أَكْرَمْتُ زَيْدًا , artinya Saya mendapati Zaid bersifat mulia.

– pelit = بُخْلٌ

mendapati seseorang bersifat pelit = أَبْخَلَ

contoh kalimat : أَبْخَلْتُ زَيْدًا , artinya Saya mendapati Zaid bersifat kikir.

4. Bermakna penghilangan

Mengeluh : شَكَا 

Menghilangkan keluhan : أَشْكَى

Contoh kalimat : أَشْكَيْتُ زَيْدًا , artinya : Saya menghilangkan keluhannya Zaid.

5. Bermakna telah saatnya (telah berhak di atas sifat tertentu).

contoh :

– memanen atau menuai : حَصَدَ 

telah saatnya panen = أَحْصَدَ

contoh kalimat :  أَحْصَدَ الزَّرْعُ , artinya : Sudah saatnya tumbuhan tersebut dipanen.

6. Bermakna banyak

contoh :

pohon : شَجَرٌ 

banyak pohon : أَشْجَرَ 

contoh kalimat : أَشْجَرَ المَكَانُ , artinya Tempat itu banyak pohon.

7. Bermakna menawarkan

contoh:

menggadaikan = رَهَنَ

menawarkan untuk digadaikan = أَرْهَنَ

contoh kalimat :  أَرْهَنْتُ البَيْتَ , artinya Saya menawarkan rumah untuk digadaikan.

8. Bermakna menjadi

contoh :

لَبَنٌ = susu

menjadi susu = أَلْبَنَ

كَرَمٌ = mulia/dermawan

menjadi mulia = أَكْرَمَ 

Ringkasan Pelajaran

1. Fi’il tsulatsi mazid berdasarkan jumlah huruf tambahan, dibagi menjadi tiga, yaitu: penambahan satu huruf, penambahan dua huruf, dan penambahan tiga huruf.

2. Fi’il tsulatsi mazid yang huruf tambahannya berjumlah satu ada tiga bab, yaitu : أَفْعَلَ , فَاعَلَ , dan فَعَّلَ

3. Wazan أَفْعَلَ  : huruf hamzah, letaknya di awal fi’il.

4. Makna wazan أَفْعَلَ   ada sekitar delapan makna, dan diurut berdasarkan makna yang paling sering muncul atau digunakan dalam bahasa Arab.